Apa Itu Terusik?

by Jhon Lennon 17 views

Guys, pernah nggak sih kalian ngerasa ada sesuatu yang mengganggu atau bikin nggak nyaman? Nah, istilah yang pas buat ngegambarin perasaan itu adalah 'terusik'. Dalam bahasa santai kita, terusik itu artinya merasa ada sesuatu yang mengusik, mengganggu, atau meresahkan. Intinya, ada aja gitu yang bikin hati atau pikiran kita jadi nggak tenang. Fenomena terusik ini bisa muncul dari berbagai macam hal, lho. Mulai dari hal sepele kayak suara tetangga yang berisik banget pas lagi enak-enak tidur, sampai hal yang lebih serius kayak dikritik pedas sama atasan di depan umum, atau bahkan ngelihat postingan di media sosial yang isinya provokatif. Seringkali, perasaan terusik ini datang tanpa kita minta. Dia bisa menyelinap pas kita lagi santai, lagi fokus ngerjain sesuatu, atau bahkan pas lagi ngobrol sama orang lain. Dan yang namanya terusik itu, rasanya nggak enak banget, kan? Kayak ada yang ganjel di hati, bikin mood jadi jelek, konsentrasi buyar, dan ujung-ujungnya bisa bikin kita jadi emosi atau malah jadi nggak produktif. Makanya, penting banget buat kita paham apa sih sebenarnya yang bikin kita terusik, biar kita bisa cari cara buat ngatasinnya dan balik lagi jadi happy dan fokus. Soalnya, kalau dibiarin terus-terusan, perasaan terusik ini bisa jadi sumber stres yang lumayan lho.

Menggali Lebih Dalam Arti Terusik

Nah, biar makin jelas, mari kita bedah lebih dalam lagi apa sih sebenarnya terusik itu. Kalau kita lihat dari kamus bahasa Indonesia, kata 'terusik' itu berasal dari kata dasar 'usik' yang artinya mengganggu, mengusik, menggalaukan, atau membuat resah. Jadi, ketika seseorang merasa terusik, itu artinya dia sedang mengalami gangguan atau rasa resah yang disebabkan oleh sesuatu. Sesuatu ini bisa berupa suara, tindakan, ucapan, pemikiran, bahkan bayangan sekalipun. Yang unik dari rasa terusik adalah, dia seringkali bersifat subjektif. Maksudnya, apa yang bikin si A terusik, belum tentu bikin si B juga terusik. Misalnya nih, ada orang yang merasa terusik banget sama suara musik yang kenceng, tapi ada juga yang justru malah jadi semangat kalau dengerin musik. Atau ada orang yang gampang terusik sama komentar pedas, tapi ada juga yang cuek bebek aja. Ini nunjukkin kalau respon kita terhadap sesuatu itu dipengaruhi sama banyak faktor, kayak kepribadian, pengalaman masa lalu, mood kita saat itu, sampai nilai-nilai yang kita pegang. Penting banget buat kita sadar, kalau rasa terusik itu normal kok. Siapa sih yang nggak pernah ngerasa terganggu? Yang jadi masalah adalah kalau kita nggak bisa mengelola rasa terusik itu dengan baik. Ujung-ujungnya bukannya jadi lebih baik, malah kita yang jadi stres sendiri, emosi nggak karuan, dan hubungan sama orang lain jadi renggang. Jadi, yuk kita belajar kenali apa aja sih pemicunya, biar kita bisa lebih bijak dalam menyikapinya. Ingat, mengelola rasa terusik itu bukan berarti kita harus jadi orang yang nggak peduli, tapi lebih ke arah gimana caranya kita bisa tetap tenang dan positif meskipun ada hal-hal yang nggak sesuai harapan kita. Gimana, udah mulai kebayang kan apa itu terusik dan kenapa penting buat kita memahaminya?

Sumber-Sumber Rasa Terusik yang Mungkin Nggak Kita Sadari

Guys, kadang kita merasa terusik tapi bingung kenapa. Padahal, sumbernya bisa datang dari mana aja, lho. Kadang dari hal yang paling dekat sama kita, kadang juga dari sesuatu yang kelihatan sepele. Mari kita bongkar satu per satu sumber-sumber rasa terusik yang mungkin nggak kita sadari, biar kita bisa lebih waspada. Pertama, ada yang namanya gangguan eksternal. Ini yang paling gampang kita identifikasi. Contohnya, suara bising yang nggak henti-hentinya, baik itu dari jalanan, tetangga, atau bahkan notifikasi handphone yang nggak berhenti bunyi. Terus juga bisa dari lingkungan yang nggak nyaman, kayak terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu banyak orang. Nah, hal-hal kayak gini jelas banget bikin kita nggak betah dan gampang terusik. Kedua, ada gangguan internal. Ini yang agak tricky, karena datangnya dari dalam diri kita sendiri. Misalnya, pikiran negatif yang terus berputar di kepala, rasa khawatir berlebihan, atau bahkan rasa cemas yang nggak jelas sumbernya. Kadang kita merasa terusik bukan karena ada orang yang ganggu, tapi karena pikiran kita sendiri yang lagi kacau balau. Ketiga, interaksi sosial. Ini juga jadi sumber utama rasa terusik. Komentar pedas, gosip, kritik yang nggak membangun, atau bahkan sikap orang lain yang bikin kita nggak nyaman. Kadang, niat orang nggak buruk, tapi cara penyampaiannya yang bikin kita jadi merasa terusik. Atau bisa juga karena ekspektasi kita yang nggak terpenuhi dari orang lain. Misalnya, kita berharap teman kita bakal bales chat cepet, tapi ternyata nggak. Hal kecil gini aja bisa bikin kita jadi merasa terusik. Keempat, media sosial. Wah, ini dia biang keroknya zaman sekarang, guys! Scroll media sosial itu kayak masuk ke dunia yang penuh drama. Postingan orang yang pamer kemewahan, komentar-komentar toxic, berita hoax yang bikin resah, bahkan cyberbullying. Semuanya bisa bikin kita jadi merasa terusik, iri, dengki, atau bahkan marah. Nggak heran kalau banyak orang yang akhirnya merasa lelah dan memilih detox media sosial. Kelima, informasi yang berlebihan. Terlalu banyak informasi yang masuk ke otak kita juga bisa bikin kita merasa terusik, lho. Apalagi kalau informasinya itu negatif atau bikin kita bingung. Otak kita jadi kerja keras buat mencerna semuanya, dan akhirnya malah jadi stres dan nggak fokus. Jadi, guys, kalau kalian merasa sering terusik, coba deh renungkan, kira-kira sumbernya dari mana ya? Mengenali sumbernya itu langkah pertama buat bisa mengatasi rasa terusik itu. Jangan lupa, kita punya kendali atas bagaimana kita merespon sesuatu. Jadi, meskipun sumbernya ada, kita tetap bisa memilih untuk nggak terusik, kan?

Mengelola Rasa Terusik: Kunci Hidup Lebih Damai

So, gimana sih caranya biar kita nggak gampang terusik? Ini nih yang paling penting, guys! Punya rasa terusik itu wajar, tapi kalau kita terus-terusan membiarkannya, hidup kita bisa jadi nggak tenang. Makanya, kita perlu belajar cara mengelolanya. Pertama, kenali pemicunya. Kayak yang udah dibahas tadi, coba deh telusuri apa sih yang bikin kamu merasa terusik? Apakah suara berisik? Komentar pedas? Atau postingan di media sosial? Begitu kamu tahu pemicunya, kamu bisa lebih siap menghadapinya. Misalnya, kalau kamu tahu suara berisik bikin kamu terusik, kamu bisa coba pakai earphone atau pindah tempat. Kedua, ubah sudut pandang. Kadang, kita merasa terusik karena kita melihat sesuatu dari sisi negatifnya. Coba deh, latihan untuk melihat dari sisi lain. Mungkin orang yang ngomong pedas itu sebenarnya nggak bermaksud jahat, tapi dia nggak bisa ngomong baik-baik. Atau mungkin postingan pamer itu aslinya adalah hasil kerja keras dia. Mengubah cara pandang ini butuh latihan, tapi hasilnya luar biasa banget. Ketiga, tetapkan batasan. Ini penting banget, terutama dalam hubungan sama orang lain. Kalau ada perilaku orang yang bikin kamu terusik, jangan ragu untuk bilang nggak nyaman. Komunikasikan dengan baik-baik ya, jangan malah jadi drama. Batasan ini juga berlaku buat diri sendiri, misalnya batasi waktu main media sosial biar nggak terusik sama hal-hal nggak penting di sana. Keempat, latih mindfulness. Apaan tuh mindfulness? Gampangnya, ini tentang sadar penuh pada saat ini, tanpa menghakimi. Kalau kita lagi merasa terusik, coba deh tarik napas dalam-dalam, rasakan udara masuk dan keluar. Fokus sama sensasi fisik saat itu. Ini bantu kita melepaskan diri dari pikiran-pikiran yang bikin kita terusik. Kelima, kelola emosi. Rasa terusik itu seringkali diikuti sama emosi negatif kayak marah, kesal, atau sedih. Belajar cara mengelola emosi itu penting banget. Bisa dengan meditasi, olahraga, atau ngobrol sama orang yang kamu percaya. Yang paling penting, jangan dipendam ya! Keenam, terima hal yang tidak bisa diubah. Ada kalanya, kita harus menerima bahwa ada hal-hal di luar kendali kita yang bikin kita terusik. Daripada terus menerus melawan dan stres, lebih baik terima aja dan cari cara buat tetap bahagia. Ingat, guys, tujuan kita bukan menghilangkan rasa terusik sepenuhnya, tapi bagaimana kita bisa hidup lebih tenang dan bahagia meskipun ada hal-hal yang nggak selalu sesuai keinginan kita. Jadi, yuk mulai praktikkan cara-cara ini biar hidup kita makin adem ayem!

Kapan Rasa Terusik Menjadi Masalah Serius?

Nah, walaupun merasa terusik itu normal, tapi ada kalanya nih, perasaan ini bisa jadi indikator masalah yang lebih serius. Kapan sih momennya kita harus mulai khawatir? Pertama, kalau rasa terusik itu muncul sangat sering dan intens. Artinya, hampir setiap saat kamu merasa ada aja yang mengganggu. Hal-hal kecil yang dulu nggak mempan, sekarang jadi bikin kamu kesal setengah mati. Ini bisa jadi tanda kalau tingkat stres kamu lagi tinggi banget, atau kamu lagi ngalamin anxiety atau depresi. Kedua, kalau rasa terusik itu mengganggu aktivitas sehari-hari. Misalnya, kamu jadi susah tidur gara-gara kepikiran sesuatu, jadi nggak semangat kerja atau belajar, atau malah jadi menarik diri dari pergaulan karena merasa semua orang bikin kamu terusik. Kalau udah kayak gini, ini udah bukan hal sepele lagi, guys. Ini bisa jadi sinyal kalau kondisi mental kamu lagi nggak baik-baik aja. Ketiga, kalau rasa terusik itu disertai pikiran negatif yang berlebihan dan putus asa. Kamu mulai merasa hidup ini nggak adil, semua orang jahat, dan nggak ada harapan lagi. Pikiran-pikiran kayak gini, kalau dibiarkan, bisa berujung pada hal yang lebih buruk. Keempat, kalau rasa terusik itu memicu perilaku yang merusak diri atau orang lain. Misalnya, kamu jadi gampang marah dan nyakitin orang, atau malah jadi punya niat menyakiti diri sendiri. Ini adalah red flag yang paling jelas. Kalau kamu ngalamin hal-hal di atas, jangan ragu buat mencari bantuan profesional. Pergi ke psikolog atau psikiater itu bukan aib, lho. Justru itu adalah bentuk keberanian untuk menjaga kesehatan mental kamu. Mereka bisa bantu kamu mengidentifikasi akar masalahnya dan memberikan solusi yang tepat. Ingat, guys, hidup ini terlalu berharga buat dihabiskan dengan terus menerus merasa terusik dan nggak bahagia. Jangan takut untuk bilang 'aku butuh bantuan'. Kamu nggak sendirian kok dalam menghadapi ini. Ada banyak orang dan sumber daya yang siap membantu kamu melewati masa-masa sulit ini.